Melanjutkan hasil kesimpulan anda pada artikel “Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit Selebar 5 Meter?”, apakah yang dapat anda katakan? Coba runutkan dari jawaban-jawaban pada tiap-tiap pertanyaan. Lanjutkan terus hingga ke jawaban atas “Tugas” Buat kesimpulan. Apa pendapat anda tentang kesimpulan tersebut? Ada yang hendak dikatakan? Langsung refleksikan pada diri anda ya…. Membantu Membangun Percaya Diri: Baca artikel: “Kapan Terakhir Kali Anda Mengalami Perasaan Paling Hebat?” … Lanjutkan membaca Membangun Percaya Diri
Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit 5 Meter? Mengapa? Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit 1 Meter ? Yakin mampu? Bahkan sebelum melakukannya? Rasakan emosi yang muncul. Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit 2 Meter ? Yakin mampu? Bahkan sebelum melakukannya? Rasakan emosi yang muncul. Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit 3 Meter ? Yakin mampu? Bahkan sebelum melakukannya? Rasakan emosi yang muncul. Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit … Lanjutkan membaca Yakinkah Anda Mampu Melompati Parit 5 Meter
“30 Menit Melepaskan Diri Dari Kebiasaan Merokok Lebih Dari 30 Tahun”
Saya mem-posting artikel Stop Merokok ini setelah mendapatkan bukti nyata dari pengalaman pribadi saya sendiri. Berbeda dari postingan lain, yang berdasarkan pengalaman saya melakukan terapi atas orang lain, yakni para klien saya, postingan Stop Merokok ini saya awali dari pengalaman melakukan terapi terhadap diri saya sendiri! Setelah saya benar-benar yakin efek terapi ini telah permanen sebagaimana yang saya rasakan saat ini (pada saat saya mem-posting artikel ini), barulah saya berbagi informasi ini. Pembuktian ini perlu saya lakukan karena saya (ketika itu) adalah perokok, atau dengan kata lain: saya adalah pasien. 😀 Lanjutkan membaca “Stop Merokok: Kebiasaan Merokok 30 Tahun Hilang Dalam 30 Menit”
Jika bermanfaat, tambahlah energi baik dengan membagikan ke teman:
Varian lain fobia sosial bisa muncul pada seseorang dengan gejala gelisah, was-was, merasa diperhatikan orang dan orang-orang di sekitarnya serasa seperti hendak menerkam, menertawakannya, menghujatnya, menyalahkan pekerjaannya, dll. Lanjutkan membaca “Fobia Sosial dan Gagal Percaya Diri”
Jika bermanfaat, tambahlah energi baik dengan membagikan ke teman:
Tulisan ini diposting ketika seleksi tertulis masuk PTN masih bernama ‘SNMPTN’.
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur ujian tertulis, sudah dekat. Tentunya, para lulusan SMA/ MA/ SMK yang berkehendak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, telah bersiap-siap. Dah pada siap semua kan…. :). Untuk peserta jalur undangan dan bidik misi, saya ucapkan selamat ya…. buat yang lolos masuk…. 🙂 Bagi yang belum lolos, dan harus menempuh ujian tertulis, saya ucapkan selamat juga… selamat menempuh ujian tertulis… hehe… Btw, apa aja nih persiapan kalian? Terkait persiapan materi ujian, yakin deh…. sudah pada belajar dengan baik kan… 🙂
Yang juga tak kalah pentingnya, adalah persiapan mental kalian. Kondisi mental berpengaruh pada kemampuan mengerjakan soal-soal ujian lho…. Baiknya, jaga deh kondisi mental kalian agar tetep prima…
Galau. Sebuah kata sejuta makna. Sejuta rasa di balik fakta “galau”. Ia bisa hinggap pada siapa saja, tak hanya ABG.. Orang tua juga medium nikmat bagi “sang galau”. Pengen tahu cara menjinakkan galau? 😀
percaya diri adalah tentang caramu melihat dan menghargai dirimu sendiri
Dari pengalaman membantu klien, persoalan percaya diri (PD) ternyata mendominasi kasus terapi baik klien umum maupun pelajar.
Di kalangan pelajar, persoalan “tidak PD” ternyata tidak hanya milik pelajar yang selama ini dianggap “anak-anak yang kurang berprestasi”, bahkan terjadi pula pada anak berprestasi ! Jadi, siapa saja bisa terkena sindroma “tidak PD-istis” ini… waspadalah.. 😀
Saya unjukkan satu contoh kasus di sini, seorang anak, NUA (Klien Kode 101210002, 13 tahun; identitas klien dirahasiakan, kecuali ybs mengijinkan), 13 tahun, pelajar berprestasi, punya banyak teman, tetapi mempunyai problem penampilan dan bicara yakni terlalu memikirkan agar penampilan dan pembicaraannya tidak boleh salah (perfeksionis) sehingga ia membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara (termasuk di depan umum), bicara kurang lancar, tidak jelas dan (ia mengakui) tidak percaya diri.. Nah lu…. pinter kok gak PD sih… Dan, suatu ketika ia harus perpidato di depan publik pada acara perpisahan sekolahnya, mewakili murid-murid yang lulus. Ia didaulat untuk itu sebagai penghargaan atas prestasinya: nilai tertinggi. Nah… masalah mulai terasa…